Abby

Agustus 23, 2008 at 7:41 am (Abby (Anak Bbysu)) (, , )

Hai kenalin, namaku Abby. Akan aku ceritakan kisahku. Sedikit saja dan semoga ini berguna bagi kalian yang membacanya. Aku bisu. Aku bisu sejak aku dilahirkan. Aku tak punya kakak maupun adik. Aku adalah anak satu-satunya yg dimiliki oleh orangtuaku. Rahim ibuku tidak cukup kuat untuk mengandung anak yang normal. Mungkin itu sebabnya aku terlahir dengan bisu. Dan juga mungkin itu juga penyebab aku dan ayah kehilangan ibu serta bayi yang dikandungnya saat aku berumur 13 tahun.

Pada saat itu aku sedang mengalami masa yang berat menghadapi pandangan orang-orang terhadap kebisuanku serta usahaku untuk menerima kebisuanku. Biasanya ibulah orang yang mensupport aku, ibulah orang yg memotivasi aku untuk terus menjalani hidupku. Dan kehilangan ibu membuatku mengurung diri di dalam rumah tak mau bicara dengan siapapun selama tiga hari. Yah, aku tak bicara saat itu bukan hanya karena aku tak bisa. Tapi saat aku mencoba untuk berbicara pada orang-orang disekitarku yang berusaha menghiburku malah membuatku terjatuh sangat dalam. Saat aku mencoba berkata “Aku nggak papa, aku akan kuat menghadapi ini!” dengan bahasa isyarat, aku mendengar suara-suara aneh yang tak ingin kudengar. Dan aku akan mulai terdiam dan menangis.

Aku sadar bahwa aku tak seperti yang ingin aku katakan pada mereka. Aku tak kuat menghadapi masalah ini. Mungkin aku kuat kehilangan ibu. Tapi aku tak kuat menghadapi bahwa AKU BISU! Dan aku kehilangan satu-satunya orang yang mengerti akan diriku. Guruku di sekolah yang selalu berkata bahwa dia tahu apa yang aku alami, tahu perasaanku, dan sangat sok mengenal diriku dan mengatakan hal-hal yang membuatku terjatuh lebih dalam. Teman-temanku juga masih berusaha untuk menerima keadaan mereka yang bisu dan mungkin yang bisu-tuli. Tapi ibuku yang mensupportku malah pergi. Ibu meninggalkanku saat seorang di dalam angkatan umum berbisik-bisik dengan temannya tentang diriku yg bisu ini. Ibu meninggalkanku saat aku sedang tergila-gila dengan boyband tapi tak dapat menyanyikan lagu-lagu mereka karena aku bisu. Ibuku meninggalkanku. Dia meninggalkanku.

Dan saat itu yang tersisa adalah aku dan ayah. Tiga hari setelah kepergian ibu, ayah diberikan satu minggu liburan di Yogyakarta bersama aku. Dan pada liburan itulah aku tersadar bahwa ayah lebih kehilangan ibu. Aku tersadar mengapa perusahaan ayah memberikan libur kepada ayah selama satu minggu. Ayah tertawa secara tidak wajar pada candaan yang diberikan teman tour kami atau tour guide kami. Dan aku menamparnya saat ayah tertawa tidak wajar saat aku memperlihatkan sebuah anekdot di koran lokal yang aku beli di tempat kami menginap. Ayah diam dan kemudian memelukku lalu mulai terisak dan bercerita betapa aku mirip ibu. Sejak itulah hubungan kami bukan lagi Ayah dan anak. Kami menjadi teman. Ayah tak lagi menjaga imagenya sebagai orang yang harus dan bisa diandalkan. Aku mungkin menemukan ayah seperti ibu menemukan ayah. Aku tak lagi merasakan perbedaan umur antara kami. Ayah yang dulu hanya tersenyum saat melihatku ketakutan dengan kecoa, kini dia akan menertawaiku. Kini dia bercerita tentang ketergilaannya terhadap seorang aktris Bollywood. Bahkan secara semena-mena mengatakan bahwa umurku tidak akan lama lagi setelah aku mengatakan ada darah yang keluar dari vaginaku dan tertawa setelah aku mulai menangis. Ayah benar-benar tak lagi bersikap menjadi ayahku, dia adalah sahabatku.

Dan setelah satu dua tahun aku kehilangan ibu, dan mendapat sahabat baru, aku telah bisa menerima kebisuanku. Mungkin tidak seratus persen aku menerimanya. Walaupun aku senang saat teman-temanku tertawa dengan cara aku menirukan mimik dan kata-kata yang kudengar di TV oleh para Artis hingga para pejabat negara, aku tetap benci pada para ibu-ibu. Mereka selalu bersikap hati-hati agar tak melukai perasaanku dan sangat simpatik terhadap kekuranganku ini. Hal ini malah membuatku merasa bahwa aku tidak bisa berbaur dengan orang lain.

Aku sudah bangga dengan diriku. Aku bangga akan keadaanku dan aku tak ada masalah yang berarti untuk berbicara kepada orang-orang yang tak bisa berbahasa isyarat karena aku selalu membawa sebuah nota kecil serta pulpen untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tetapi aku tetap ak pernah bisa menyembunyikan keinginanku dan impianku untuk memiliki suara. Aku selalu berpikir bahwa ayah dan ibu dulu mengambilku dari sebuah pantai. Bahwa aku adalah seorang anak ratu putri duyung yang dibuang ke darat untuk menyelamatkanku dari para putri duyung yang ingin merebut kekuasaan dari ibuku yang sebebnarnya dan aku. Dan untuk membuatku tampak seperti manusia suaraku harus diambil agar tak dicurigai sebagai putri duyung dan memiliki kaki. Dan aku percaya suatu saat akan ada seseorang yang datang kepadaku membawa sebuah kotak berisi pita suaraku.

Ayah yang dulu pernah kuberi tahu dan kukatanyai memungutku dari pantai mana dan membuatnya hingga sekarang memanggilku dengan kata Lil’ maid. Dia menyingkat kata little mermaid menjadi lil’ maid dan membuatku tertawa bersamanya.

*****

Aku yang kemarin tidak mempermasalahkan kebisuanku dan berpikir tak akan mempermasalahkan bila suatu hari aku tak akan mempunyai suami. Aku yang kemarin berikir bahwa perasaan suka itu bisa dihadapi dengan mudah hingga saat ini menarik kata-kataku. Aku yang sekarang ini kebingungan dengan cinta pada pandangan pertama yang sangat dimungkinkan adalah cinta monyet. Aku bertemu dengan temanku yang sering mengajariku tentang komputer dan aku dikenalkannya kepada seorang pria. Padahal pria ini hanya menyebutkan namanya dan tersenyum, tapi aku sangat ingin meilihat senyumnya lagi. Aku tak kuasa dengan hasrat ini. Padahal perasaan ini kuyakini sebagai cinta monyet. Apa jadinya bila suatu saat aku menemukan pria yang benar-benar tipeku dan aku jatuh cinta kepadanya? Benar juga kata ayah, mau dimanipulasi atau ditahan-tahan seperti apa, cinta bakal menemui kita dan kita tak mungkin bisa terus lari darinya.

Semalaman aku berusaha untuk tak memikirkan pria yang tadi siang kutemui. Tapi hasilnya aku malah berimajinasi tentang dia menjadi suamiku. Tentang bagaimana hal itu bisa terjadi. Tentang dia melawan ayahku untuk mendapatkan kotak suaraku yang disimpannya. Tentang dia hidup di atas kapal laut dan aku akan berenang ke atas permukaan untuk menemuinya dari istana di dalam laut. Dan segala macam fantasi gilaku lainnya. Hingga tadi sore aku chatting di Yahoo! Messenger, ada seseorang yg mengirimiku sebuah mail dan mengajakku mengobrol. Dia adalah pria yang dikenalkan temanku padaku kemarin.

Kami pun ngobrol banyak, dan dia menyampaikan keinginannya untuk belajar bahasa isyarat padaku dan sebagai gantinya dia yang akan mengajariku komputer. Dia bilang kalau temanku sudah setuju bila dia menggatikannya mengajariku tenang komputer. Hal ini membuatku melayang. Aku merasa bahwa dia menyukaiku. Lalu kami pun membuat jadwal untuk bertemu. Senin dan Rabu aku mengajarinya bahasa isyarat dan hari Sabtu dia mengajariku komputer.

*****

Pria ini benar-benar membuatku tergila-gila. Entah dia menjaga imagenya dengan sok berjual mahal atau itu memang sikapnya padaku aku tak tahu. Orang kan suka jual mahal terhadap orang yang mereka sukai. Makanya beberapa kali aku mencoba untuk tak memperlihatkan ketertarikanku pada dirinya dan tak lagi menjadi orang yang membuka percakapan. Saat aku mencoba untuk tak membuka percakapan, pertemuan kami malah jadi kikuk dan aneh. Pria ini tipe pria yang mungkin masih hijau berurusan dengan cewek hancur macam aku. Mungkin dia bingung dengan perubahanku yang berkurang dalam komunikasi dan mencoba apakah dia akan peduli dan akan menanyakan perubahanku. Dan pada saat-saat inilah aku tersadar bahwa dia tidak mengharapkan hubungan kami menjadi spesial.

Inilah juga saat-saat cinta sangat menyakitkan. Aku bercerita pada ayah betapa sakitnya hatiku saat melihat dia lebih enjoy kepada teman-teman prianya dan bisa tertawa lepas daripada saat aku bersamanya. Aku merasa sakit hati saat tahu bahwa aku tidak mengenal pria ini sebenarnya. Aku merasa kenal dirinya, tapi saat aku dan temanku berkumpul bersama dia dan teman-temannya aku kehilangan image pria ini dari otakku. Aku tak lagi mengenalnya dan aku hanya akan bisa ikut senang saat dia tersenyum melihat hal-hal yang konyol dan tahu bahwa dia bahagia.

Baiklah nama pria ini adalah Harry. Sebetulnya agak keterlaluan juga aku baru memberitahukan namanya sekarang. Aku baru merasa aneh setelah cukup banyak bercerita tentangnya tapi belum menyebutkan namanya.

Ayah memberitahukan bahwa mungkin pria ini sedang mencoba menarik perhatianku dan menjaga imagenya untuk menarik perhatianku. Tetapi ayah juga bilang bahwa pria yang bisa tak banyak tingkah dan tak terlalu ambil urusan terhadap wanita yang sedang dia taksir saat melihat perubahan terjad pada wanita itu berarti pria ini sangat ahli dan sangatlah sedikit pria bisa menahan keingintahuan mereka terhadap apa yang terjadi pada wanita yang mereka kasihi. Jadi ayah bilang bahwa kemungkinan besar bahwa pria ini tidak tertarik padaku.

Aku mengalami masa-masa sulit sejak saat itu. Aku yang biasanya menanti-nantikan pertemuan kami tiap hari senin, dan sabtu (rabu sudah dirasa tak perlu karena dia sudah cukup ahli dalam berbahasa isyarat). Berharap bahwa pada pertemuan kami selanjutnya dia akan membawa bunga dan memelukku sambil berkata bahwa dia sangat suka padaku.

Sambil terus berpikir seperti itu sebelum pertemuan berlangsung, selama pertemuan aku terus menikmati keberadaan dirinya di dekatku tanpa lagi berpikir bahwa dia menyukaiku atau tidak. Aku akan menikmati kehadirannya disisiku selama mungkin. Aku sudah terlalu sakit hati untuk berharap dan kemudian dihempaskan lagi ke tanah keras-keras dengan sikapnya yang menurutku tidak membuatnya nyaman.

*****

Aku kehilangan kepercayaan diriku, aku mulai berpikir lagi tentang kebisuanku. Aku mulai percaya dengan fantasi kotak suaraku dan berharap tentang kebenaran fantasi itu lagi. Aku mulai menyalahkan kebisuanku hingga pria ini tidak tertarik padaku. Bisa kukatakan kalau secara fisik aku tidak kalah dengan artis-artis remaja yang tampil di TV. Hanya saja aku tak pernah merawatnya hingga kulit tubuhku agak matang. Aku hanya mandi sekali sehari sebelum mulai berkegiatan. Dan aku sangat jarang pergi ke salon untuk melakukan perawatan. Menurutku itu hanya sikap hedonisme orang-orang kaya. Aku benci kepada hal itu. Mungkin idealis yang ingin kutampakkan, tapi sebetulnya aku sadar,”I can’t afford that life.”

Jadi satu-satunya alasan bila jarang ada pria yang melirikku, adalah kebisuanku. Dulu saat aku berumur 16 tahu aku berkata pada diriku sendiri bahwa tak perlu ada pria bila mereka ak menerima keadaanku yang bisu ini. tapi hari ini aku berpikir tentang diriku yang berbicara dengan merdu. Diriku yang bersama seorang pria, yang saling mencintai. Diriku yang sedang dikuatkan dengan dipeluk dari belakang. Diriku yang lain, yang palsu dan yang tak nyata.

Ayahlah yang menggenggam tanganku saat aku dalam kebimbangan ini bersama Henny, sahabatku sejak aku smp kelas 3. Selain ayah, hanya dia yang bisa kuajak bercerita tentang segala hal. Namun aku mulai mengurangi bercerita tentang masalahku kepada Henny. Aku ingin dia bercerita terlebih dahulu tentang masalahnya. Orang tuanya sedang ada masalah dan aku tak ingin menambah beban pikirannya dengan masalah kehilangan prinsip-anak-remajaku ini.

*****

Ah… sudahlah. Aku akan terus berusaha melupakan pria-pria yang akan datang kepadaku. Aku percaya akan masih banyak lagi cinta-cinta monyet yang tak akan kumenangkan setelah aku melupakan cintaku pada Harry. Aku tak akan peduli sesakit apa hati ini bila harapan ini tak akan menjadi nyata. Aku tak mau lagi peduli apabila hempasan ini akan makin berat saat aku berusaha memenangkan semua permainan dan perasaan ini. Tapi satu hal yang telah kuputuskan. Seperti apa yang telah beratus-ratus kali dikatakan oleh Ayah dan Henny. Akan kukatakan perasaanku yang sebenarnya kepada pria yang singgap dihatiku dan mampu membuatku melayang tinggi. Maybe I can’t talk to them, but I’ll tell them and I will not let them drop me down to the earth before I tell them what I feel about them. And Yes, I WILL!

*****

Pagi ini aku terbangun oleh suara alarm. Sangat menyegarkan terbangun pagi hari dengan mencium aroma kayu dan dedaunan pohon pinus di sekitar rumah. Sambil menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga kecilku, aku memandang pemandangan yg berada di seberang jendela ruang makan. Sebuah danau buatan di tengah pepohonan pinus tinggi, menyaring cahaya matahari terbit yang melalui jendela ruang makan yang telah kubuka gordennya. Hmm… perasaanku terasa sangat damai. Tempat ini, rumah ini sangat menenangkan hatiku. Setelah aku selesai menggoreng nasi sisa kemarin malam yang cukup banyak untuk sarapan, aku bergegas membangunkan Ayah yang pasti tak akan pernah mau bangun kecuali kubangunkan. Tampaknya tempat ini sangat memanjakannya hingga dia sudah tak mau lagi berdisiplin-ria seperti dulu lagi. Ini membuatku sebal kepadanya dan dia selalu bisa membuatku lupa akan kesebalanku kepada sikap malas-malasannya setelah dia tersenyum sambil mencium keningku.

Saat aku sedang menuju kamar Ayah, aku mendengar suara pintu depan dibuka dan suara seorang pria yang setengah berteriak,”Huuuneeey! Aku pulaaang! Sarapannya udah siap belooom?”

Dan aku pun tersenyum lalu melanjutkan langkahku lagi ke kamar Ayah untuk membangunkannya. Setelah meninggalkan ayah menyegarkan diri di kamar mandinya, aku menuju ke kamar untuk membereskan tempat tidur. Lalu saat aku mengambil selimut, ada sebuah tangan yang kuat menarikku ke dalam pelukan pemilik tangan tersebut , “Hmmmh… pagi-pagi begini udah bau wangi. Sini biar aku cium baumu lagi”

Aku meronta dan tersenyum kepada si pemilik tangan itu. Lalu kami pun berciuman. Tapi tak berselang lama pintu terbuka dan wajah Ayah sudah nongol di hadapan kami,”Harry brengsek! lepasin anakku! Biar dia layanin sarapanku dulu sebelum mulai aneh-aneh! Sini ‘Lil Maid! Aku udah laper!” kata ayah sambil berjalan pergi ke arah ruang makan dan teriak-teriak padaku, memaksa romantika itu untuk segera berakhir. Harry bersungut-sungut sambil menyuruhku segera ke ruang makan sambil berkata akan segera kesana sambil mengganti bajunya.

Ya, aku dan Harry menikah. Sehari setelah aku mengatakan perasaanku padanya dengan bahasa isyarat sambil menuliskan beberapa kata di kertas, Harry melamarku dengan bahasa isyaratnya yang katanya dia siapkan untuk satu bulan lagi saat uangnya sudah cukup untuk membeli cincin yang dia pesan sejak 3 bulan setelah aku dan dia rutin bertemu untuk mengajarinya bahasa isyarat dan dia mengajariku segala hal tentang komputer. Dan dia bilang cincinnya akan menyusul sebulan kemudian.

Aku menangis dan tak mau berkata-kata karena memang aku tak bisa. Hahaha… Aku memelukknya untuk menerima lamarannya dan kami menikah dua tahun kemudian setelah program buatannya diterima oleh sebuah perusahaan Software ternama. Dia membeli tanah cukup luas dengan uang yang didapatnya, membangun Hutan Pinus, serta danau buatan yang luasnya kira-kira 1km persegi. Juga sebuah rumah kayu atau tepanya pondok kayu di tengah hutan dan menghadap danau. Tempat ini adalah impiannya dan menjadi kesenangan Ayah dan aku.

Tiga tahun setelah pernikahan aku diberkahi seorang anak laki-laki. Yang sangat membahagiakanku dia tidak kurang suatu apapun. Dia terlahir normal. Ayah sangat lega saat mengetahui kalau rahimku tidak lemah seperti milik mendiang ibu. Dia memaksa kami untuk segera punya anak lagi setelah mengetahui hal tersebut. Dan Harry tampak sangat kebingungan selama 2-3 hari melihat bayi laki-laki kecil kami. Dia belum percaya bahwa dia telah menjadi seorang ayah.

*****

Lalu bagaimana dengan fantasi kotak suaraku? Fantasi itu sudah tak kuperlukan lagi.Karena fantasi itu sudah bukan fantasi lagi. Itu adalah cerita hidupku. Telah kutemukan kotak suaraku. Bukan ayah atau ibu yang menyembunyikan kotak suara itu, tapi aku sendiri yang telah menjauhkannya dari diriku sendiri. Telah kutemukan dan tak akan kututup lagi kotak suara itu. Aku tak mau lagi tinggal diam dan hanya membayangkan apa yang akan terjadi tanpa mengungkapkan perasaanku dulu. Karena keberanianlah yang akan membuka kotak suaraku. Karena keberanianlah aku bisa bersama Harry dan memiliki seorang bayi laki-laki yang lucu. Karena keberanianlah Fantasiku jadi cerita hidupku. Satu pesan dariku, “Beranikan dirimu dan temukanlah kotak suaramu!”.

8 Komentar

  1. cha sygGANTENG said,

    great story! tapi kok kayaknya panjang beudd?

    makasih cha…. Cuman 3-4 halaman folio kok…. hehe…. kasih kritik plus saran juga ya besok² lagi….

  2. dd said,

    hmmpp…gud !!

    nda ada masukan nih ndra? thank’s btw…

  3. pedang said,

    siiip ceritanya maknyus…..

    tankyu bos… hehe… (y)

  4. sassy happy said,

    Great …..

    tankyu sas…

  5. nJRhome.com said,

    Waduuuuuuh…………….

    Panjang lek….
    aku save aja…..
    hheheee….

    oke deh… banyak yg nge save juga kok… hehe… jgn lupa tuk komen nanti…

  6. razzle_dazzle said,

    Great story…. You can start to write a book, then. Please consider about economy of words. Banyak yang bisa dipangkas kiri kanan untuk mengurangi kebosanan pembaca. Kesannya bisa bertele tele, kepanjangan A great story doesn’t mean a long story, does it?
    Keep writing, bud…
    Try to write about the people around. The people, the poor, the politician. Anything laah. Ga harus tulisan bersambung soal seorang tokoh karena kalau tidak berhati-hati mbosenen dan penulis bisa terjebak sendiri. Misalnya, malau anda menulis mengenai tokoh, karakter sang tokoh harus konsisten khan? Gosh, a very long & serious comments ya…

    Wow…. that is a very useful comment…. thank’s razzle… I’ll try my best next…. Hope the words will getting better and not giving the reader those boring impacts….

    Thank’s a lot! I love you for your “very long & amp; serious comment”….

  7. riska tung tung :p said,

    Wah,,,
    Budle tung tung hebat bikin cerita. Keren! Keren!
    Toss Budle!!
    Tung tung deeehhh,,,

    Hahaha… toss deh Ris…
    Tung tung apaan neh? (o.O)a
    thank’s a lot yah Ris… (y)

  8. mega aisyah said,

    bwat pam

    sorry lagi tak kirim…
    piye yo, susah jadi wong penting, sibuk bgt!
    hahaha…

    okay, ceritamu lumayan…
    komen bwat cerita abby
    akan lebih bagus kalo harry ketauannya di akhir banget. biar surprise.

    komen bwat cerita abby II
    pesan bwat reader tu akan lebih bagus kalo secara tersirat aja…
    biar metik sendiri, jangan langsung di kasih tau gitu…

    tapi waktu baca aku masih belum bisa ngilangin sosok “pam”, jadi malah jadi aneh gitu (jadi hombreng gitu)…
    hahahaha…

    nice post, guys…
    keep writing!

    Beuh… lu nyebar gosip yg ndak² di blog aku Meg… Itu pan tokohnya bukan saya Meg…
    Tapi dikirim komen ama orang penting… wuih…. Hahahah….
    Thank’s bgt buat masukannya Meg… Besok² akan diusahakan lebih mantab…
    Btw, for your info… kisah Abby hanya berakhir sampai seri II saja… hehe…

Tinggalkan komentar